Jumat, 26 Juli 2013

tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah

By: Alif Mustofa

Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” (HR Bukhari)

Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.

Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.

Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama’ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.

Yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah. . Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub.

Yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.

Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: “Aku takut kepada Allah”. Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.

Yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, yang Takut pada Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah.

Subhanallah. . Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari kiamat kelak.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahai lla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kamis, 25 Juli 2013

FPI, KEKERASAN,DAN SYARIAT SEBAGAI SOLUSI




By                :  Alif Mustofa
Kategori       : fakta,pengetahuan,islam,bebas
Kata kunci     : FPI,polisi,kekrasan,maksiat,syariat,demokrasi


AssalamualaikumWarohmatullahi wabarokatuhu
Pada Ramadhan ini ada satu hal yang menarik, bukan karena suasana religiusnya atau ceramah agama yang di tayangkan dimana-mana(udah biasa) tapi tentang pertentangan  FPI (front pembela islam)dengan masyarakat(lagi-lagi sudah  biasa).kali ini dengan  kasus kerusuhan FPI dan  Masyarakat di Kendal, serta sweeping tempat maksiat dan miras dibeberapa daerah(belum tentu FPI bersalah atas dua kasus diatas  karena kebenarannya belum dibuktikan). Lalu apa yang membuat hal ini menjadi menarik. Semua sudah tahu kalau tugasnya anggota FPI  adalah Sweeping, Sweeping, dan Sweeping.1) Apa yang dikerjakan oleh aparat kepolisian selama ini?(kok FPI yang malah melakukan penertiban).2) Mengapa hal ini terjadi terus-menerus, seolah tiada yang sanggup menghentikan aksi FPI termasuk aparat.3)Apakah FPI mutlak harus didakwa bersalah  atas semua aksinya?. Tiga pertanyaan yang saling terkait, kita akan bahas setelah yang berikut ini(hehe).

          Apa yang dilakukan aparat kepolisian selama ini,mengapa harus Fpi yang turun tangan. Bukannya suatu penertiban itu adalah salah satu tugas kepolisian. seolah aparat selama ini melindungi pelaku maksiat(pelacuran ataupun miras), bukan menertibkan apalagi mencegah. Entah apakah ada keuntungan yang diberikan dari kegiatan maksiat itu kepada polisi atau bla bla bla. Telah nampak sekali kegiatan kemaksiatan merajalela, merayap, menyebar tak terbendung. Kegiatan yang merusak umat ini seolah legal dan dilegalkan, yah jangan salah kalo pasukannya Habib rizieq Shihab sang pembela kebenaran yang turun tangan, dengan jargon amarmakruf nahi munkar mereka beraksi. Banting sana banting sini, hajar sana hajar sini.

          Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan FPI secara Mutlak. Mereka punya alas an atas apa yang mereka lakukan. Saya pernah  dengar pernyataan dari  guru agama saya behwa ada kaitannya kegiatan FPI dengan  tugas Kepolisian. Konon Saat kemaksiatan tidak dapat disentuh oleh polisi, maka tugas penertiban diserahkan pada FPI, miris. Pantas saja kelau FPI selama ini bebas bergerak, beraksi  terus menerus.

          Bagaimanapun  kemaksiatan harus dimusnahkan, kerena dilihat dari manfaat tidak ada manfaatnya, dari sisi keamanan tidak ada amannya, dibilang menguntungkan lebih merugikan malah, merusak umat pula. Tapi satuhal hal yang harus diingat bahwa  Islam kita adalah sesuatu yang menjadi rahmat bagi seluruh alam(bukan hanya  manusia) bukan islam namanya kalau menimbulkan ketakutan dan kebencian.

          Demokrasi  dan syariat islam  selamanya tidak akan bertemu. Saya sebagai orang islam  tidak meragukan lagi atas kekuatan syariat islam yang dimasa lalua mat sangat Berjaya. Demokrasi memberi ruang bagi kemaksiatan(negarakita demokrasi bukan!)dan syariat-lah yang menawarkan solusi, namun ternyata syariat masih dianggap  pedoman klasik  oleh masyarakat demokrasi saat ini. Jangan heran jika solusi  islami banyak yang menentang.

          Tapi bukan berarti kemaksiatan tidak bisa dihilangkan, Sudah saatnya kepolisian bertindak tidak hanya atas nama hukum yang tegak bagi orang-orang tertentu, dan serong pada yang lain, tapi harus dengan dasar meruntuhkan kemungkaran dan menegakkan kebenaran(jadi polisi di FPI-kan). Sudah saatnya polisi tidak hanya patuh kepeda kepala dan  pemerintah, tapi patuh kepada Allah  SWT. Dimana semua yang kita lakukan  akan dipertanggung jawabkan kepadanya kelak.

ISLAM IS MY LIVE, IS MY WAY, IS MY EVERYTHING . . . . !

Mesopotamia



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
By : Alif Mustofa
Sejarah

Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti apa Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M).

Babilonia



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
By : Alif Mustofa
Sejarah


Babilonia (1696 – 1654 SM) dinamai sesuai dengan ibukotanya, Babel, adalah negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (sekarang Irak), di wilayah Sumeria dan Akkadia. Babel pertama disebut dalam sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon dari Akkadia, dari abad ke-23 SM.
Babilonia berkembang menjadi sebuah kerajaan besar pada masa Hammurabi (1696 - 1654 sebelum Masehi), yang area kekuasannya meliputi daerah kerajaan Akkadia pada masa sebelumnya.
Setelahnya berdiri Kekaisaran Neo-Babilonia, Babilonia kemudian dikalahkan oleh Koresh Agung, raja Media dan Persia pada tahun 539 SM.